Bermain Api Atau Api yang Bermain? (CHAPTER 2)

adminYang Nulis Si ALvin ALvyo

 20 DAYS BEFORE “Deadline” TIME


Lokasi : Angkringan Biru


Masih sekitar pukul tujuh malam, belum banyak `penduduk' warung yang hadir. Si Gondrong itu terlihat kesepian. Ia sedang butuh ditemani, oleh siapa saja. Asal bukan Mbah Gaul.
"Kita `kan sama lelaki..." batin si Gondrong sedih. Matanya melirik kesana kemari, berharap seorang berparas manis berambut sebahu akan lewat dan menyapanya ramah.
Dunia memang penuh kejutan. 


"Hai, Tio...sendirian aja nih?" 
"Iyah, kesepian nih... temenin dong...?" balasnya senang.
"Boleh. Traktir yaa?"
"Okey!"
Cuma sedetik, Tio menghitung harga segelas es teh manis dan dua potong pisang goreng. 
Cuma seribu perak. Enteng! 
Tio menggeser pantat, menyilakan makhluk manis itu duduk. Ia menatap si Manis yang tersenyum nakal, menggoda. Matanya yang butek, bibirnya yang kehitaman. 
Hitam??!!
Lalu dengan satu gerakan tangkas, sebatang Marlboro sudah terjepit di ujung mulutnya. Tio terkesiap. Marlboro?! 
Ia mengusap kedua matanya yang tak gatal. Seringai dari makhluk itu muncul. 

"Ancriiiitt!!!" Tio menjerit histeris. Mbah Gaul pun ikut terhenyak. Kaget. 

"Elo kenapa, Ti?" Makhluk itu keheranan.
"Euhh, ga pa-pa, Di. Lagi ERROR." 

Si Makhluk memang Dio. Dan sama sekali nggak ada manis-manisnya!! 
Pipi Tio bersemu merah. Ia memalingkan wajah cepat-cepat. Rupanya, ia terlena dalam lamunan. 
Dio tersenyum manja. MANJA?! Hueek....!

"Inget siapa, Bro?" godanya pada sahabatnya yang kini menatap hamparan pisang goreng dengan mimik serius.
"Inget sama pisang nih. Enak kayanya," tukas Tio mengalihkan topik sambil mencomot dua buah pisang sekaligus. Malu, Nyuk!!
"Gimana kabar 'ikan-ikan' di kolam?"
"Baek. Udah 'kelaparan' kayanya." 
"Udah satu hari, lho," sahut Tio antusias.
"Yup. Elo gimana? Ada kemajuan?" 

"Heheheh....." Dio terkekeh senang. 
Dicomotnya sepotong tahu isi dari meja. 
Terlambat Mbah mengingatkan Dio, kalau tahu itu baru saja keluar dari penggorengan. 
Uap langsung mengepul dari sela-sela gigi pemuda itu.
"Wadaaooow....!" Dio sigap meraih segelas es teh manis, dan mendorong tahu itu cepat-cepat ke ususnya. Glekkk!! 

"Si Rosa, elo udah tahu alamatnya, Di?"
"He-eh. Asrama Putri di ujung sana." Tunjuk Dio ke belakang warung.
"Hah? Masa sih?" 
"Iyah. Bareng sama si Shinta kan?" Dio melirik penuh arti.
"He’eh....."
"Hahahahaha...!" Mereka bertukar pandang. Lalu mengangguk berbarengan. 

Ternyata, mereka memancing di kolam yang sama. Dua ikan, satu kolam. Dua orang pemancing.  
Il Perfecto!!

"Si Shinta, idola di Kampus Merah, naek Jazz biru, dan pinter ngerayu laki-laki....," Tio bercerita penuh semangat sambil sesekali mengepulkan asap rokoknya. Dio tekun mendengarkan, sementara kedua tangannya tetap sibuk menjejalkan tahu yang agak dingin. 

Tak dipedulikannya Mbah Gaul yang sejak tadi sigap menghitung dan menambahkan angka-angka di rekeningnya.  
"Dua puluh ribu lima ratus lima puluh...." Mbah menggeleng-gelengkan kepala, lalu melirik Dio yang masih sibuk `menggiling', dengan alis berkerut. Pisangnya belum mateng!! 

"....gue suka rambut panjangnya, ama tungkainya yang jenjang...."
"..mmmm, seksi abiiss.." Tio berdesis.

"Emang, itu aja yang menarik dari dia?" Dio kini menyalakan sebatang Djarum.
"Jelas nggak,"
"gue tertarik soal idola kampus itu." 

"Heh? Serius? Idola??" Dio tertegun. Ia mengerutkan kening, heran.
"Yup. Si Rosa kan juga idola kampus Hijau. Heheheh..." Tio terkekeh senang.
"Hah? Elo juga tahu itu?" Dio tertegun lagi, "elo bener-bener....!" 

"Heheheh..., gue `kan udah persiapan!" Tio mengedipkan sebelah mata.
Dio menegakkan tubuh, mencoba bersikap serius.
"Oke, my friend. Let's start the game!"
Tio mengangguk. Negosiasi pun berlangsung.
"Dua puluh hari."
"Okey,You don't know me."
"Buktikan..!" 

"The Armageddon Project.......Begin!!."
"Deal !! “A” Project !!"
Dua orang pemancing lalu bersalaman dan menunduk dalam-dalam. Mereka lalu bersenandung pelan, sambil mengangguk-anggukkan kepala khidmat. Ritual telah dimulai. 

"….Sally kau selalu sendiri..sampai kapanpun sendiri….”
"….Hingga engkau lelah menanti…engkau lelah menangis…"
"…Sally kau selalu sendiri…"
(itu bukan nyanyian, itu mantera...)

Ada dua macam metode `primitif' untuk berburu ikan!
Satu, dengan menggunakan tombak, menusuk dengan tepat.
Kedua, dengan menggunakan pancing dan umpan yang tepat.
Lalu.....................................??


Bermain Api Atau Api yang Bermain? (CHAPTER 3) -NEXT
Bermain Api Atau Api yang Bermain? (CHAPTER 1) -BACK

Jika sobat merasa artikel Bermain Api Atau Api yang Bermain? (CHAPTER 2) ini bermanfaat, silahkan Copas artikel ini, tetapi jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya seperti ini : Source:https://alvinarea.blogspot.com/2011/07/bermain-api-atau-api-yang-bermain_9619.html.Saya lebih berterimakasih lagi jika sobat mau mencantumkan link hidup seperti ini : Source: https://alvinarea.blogspot.com/2011/07/bermain-api-atau-api-yang-bermain_9619.html.Mohon dimengerti agar maraknya copas tanpa link sumber mereda, terima kasih.

Artikel Menarik Lain!

0 komentar

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Silahkan berkomentar apa saja yang terkait pada artikel ini. Terima Kasih.